Hai ! Salam jumpa. Makasih ya Anda mengunjungi taman bunga saya

Senin, 31 Maret 2008

Duka Kembang Culan



Titin



Kambang Culan

Sasangkutan kakamban habang

Taungut rindu manangis malihat kakamban

Kakamban nang habang

………………………………………..

………………………………………..

Kambang culan, demikianlah namaku yang selalu menjadi pujaan bagi putri remaja

banjar. Aku, suntingan kalbu penghias sanggul anak babangsa. Penatah rias pelaminan. Aku, kembang pewangi air mandi – mandi pengantin wanita, mandi badudus dan banyak lagi digunakan pada acara – acara adat tanah banjar. Dan aku, dimanja dan disanjung, dirangkai menjadi sebuah lyrik dendang lagu yang romantis dan melankolis. Ah, semua itu hanya tinggal kenangan. Sirna dimakan jaman. Orang – orang Banjar sudah melupakan adat pusaka peninggalan nenek moyangnya. Anak cucu tidak mengenal lagi apa itu namanya kembang culan. Tak ada lagi tumbuh atau ditanam di pekarangan rumah bubungan tinggi. Dan lebih menyakitkan lagi orang – orang juga tak mengenal lagi rumah bubungan tinggi. Ah, mencemaskan sekali. Melihat bangunan rumah, perkantoran atau bangunan lainnya yang tak ramah dengan lingkungan. Arsitek – arsiteknya banyak import dari negara barat. Duhai, aku merindukan arsitek tradisional yang begitu akrab dengan lingkungannya dan berhias kembang culan.

banjarbaru,08

Tidak ada komentar: