Titin
Senandung isak tangisku menderu-deru
Meratapi diri yang terisolasi,tiada berkawan tiada berkreasi
Asaku tersandung didalam hati biru dan beku
Karena akulah sibunga bangkai
Senantiasa mereka mencibirku,dan memotong napas mereka
Makhkota makhkotaku tergerai lusuh dan sedih
Adakah secercah mata hati mereka iba melihatku
Walau sepenggal hati agar membuatku tersenyum
Sang matahari bersorak sorai gembira melihat wajahku
Berseri,pada sebuah taman yang sangat megah
Kiniku berada dirawat dan dipandangi sejuta pujian menyapaku
Sebab akulah bunga yang paling langka di dunia ini
Banjarbaru,2008